Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 21 Juni 2008

Kota Makassar

NAMA Makassar sepertinya begitu bertuah bagi penduduk kota yang terletak
di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan. Meskipun semenjak tahun 1971
resmi bernama Ujung Pandang, tetapi banyak kalangan terus berupaya
untuk memakai kembali nama Makassar. Dan puncaknya adalah pada
tanggal 13 Oktober 1999 lalu ketika nama yang sarat nilai historis itu resmi
digunakan kembali.Makassar yang didirikan oleh dua kerajaan maritim,
Gowa-Tallo ini kini sudah menjadi kota besar. Tidak itu saja, kota ini disebutsebut
sebagai kota metropolitan sekaligus me-ngemban berbagai fungsi
sebagai pusat pelayanan, perdagangan, pendidikan dan maritim di Kawasan
Timur Indonesia (KTI). Menyorot perkembangan Kota Makassar dengan beragam fungsinya ini ada baiknya jika dikaitkandengan masa lampau. Seakan tidak dapat meninggalkan sejarah, kota ini memenuhi harapan pendirinya yaitu sebagai kota niaga yang disegani. Menurut catatan perjalanan pe-laut Portugis, Tomy Peres, pada 1513 nama Makassar sudah me-lambung sebagai bandar niaga yang
kosmopolit di belahan dunia timur. Beragam ras suku bangsa bertemu dan melakukan
perdagangan.Kini perdagangan Kota Ma-kassar tergolong maju. Pusat-pusat perniagaan dari pasar-pasar tradisional, pasar grosir sampai mal-mal modern ber-kembang pesat. Sektor perdagangan dalam total kegiatan ekonomi tahun 2000 lalu bernilai sebesar Rp 1,7 trilyun. Se-bagai kontributor utama, sektor ini mampu menyerap pasar te-naga kerja sebesar 34,24 persen dari 904.644
penduduk usia kerja berdasarkan data Survei So-sial dan Ekonomi Nasional (Su-senas) 2000. Sebagai usaha yang termasuk hilir dalam rantai produksi, perdagangan tidak mampu berdiri sendiri. Sektor ini erat berkaitan dengan lapangan usaha lain seperti industri dan transportasi. Di sektor industri misalnya, sebelum dipasarkan sebagian besar komoditas alam Sulawesi Selatan mengalami proses pengolahan di kota ini. Beragam industri pengolahan bermunculan baik yang
diolah secara modern maupun industri rumah tangga. Sebut saja di Kecamatan Tallo yang
menjadi sentra industri furniture dan industri logam atau pusat kerajinan tenun sutra di Kecamatan Mamajang. Sayangnya sebagian besar pa-brik-pabrik bercampur dengan permukiman dan sarana umum, sehingga mengesankan kota ini begitu padat. Untuk menganti-sipasi bertambahnya usaha industri sekaligus menjaga tata ruang kota yang sudah jenuh, Pemerintah Daerah (Pemda) Kota berupaya menyediakan kawasan industri terpadu yang cukup luas. Kawasan industri seluas 200
hektar dengan nama PT Kawasan Industri Makassar (KIMA) ini terletak di Keca-matan
Biringkanaya. Pemda Kota Makassar menanamkan modalnya di sini.

1 komentar:

halfian mengatakan...

allow juag bro, makasih ki sudah sering2 datang berkunjung ke tempatku :-)
Ditunggu postingan terbarunya bro. Slam dari kampung