Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi terbukti memicu naiknya tingkat konsumsi. Akibatnya, persediaan BBM di beberapa SPBU tidak bisa mengimbangi permintaan masyarakat, sehingga terjadi antrian bahkan kelangkaan.
Dirut PT Pertamina Ari H. Soemarno mengatakan, untuk meminimalisir dampak dari hal tersebut, pihaknya kini menambah pasokan BBM hingga 5 persen dari pasokan normal. ��Ini untuk memberi kelonggaran,�� ujarnya usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta kemarin (15/5).
Menurut Ari, langkah memberi kelonggaran hingga 5 persen tersebut akan dilakukan untuk mengimbangi naiknya konsumsi menjelang pengumuman kenaikan harga BBM. "Tapi ke depan, kami tetap berpegang pada kuota yang ditetapkan APBN sebesar 35 juta KL," katanya.
Ari mengatakan, tambahan 5 persen tersebut merupakan kelonggaran untuk penyaluran BBM secara nasional. "Jadi, bukan berarti pasokan ke tiap SPBU ditambah 5 persen," terangnya.
Saat ini, lanjut dia, Pertamina terus memantau tingkat permintaan di semua SPBU di seluruh Indonesia. Misalnya, ada sebuah SPBU yang normalnya menjual 30 ton BBM dalam satu hari.
Jika kemudian SPBU tersebut meminta pasokan hingga 50 ton per hari, maka Pertamina akan melihat dan menyelidiki kondisi di SPBU tersebut. "Kalau memang permintaan masyarakat melonjak, kami bisa tambah pasokan, tapi tentu tidak seluruh permintaan dipenuhi," ujarnya.
Karena itu, lanjut dia, Pertamina tetap tidak bisa menjamin untuk memasok seluruh permintaan SPBU. Sehingga, kejadian habisnya stok di SPBU masih mungkin terjadi di beberapa daerah. ��Karena itu, kami harap masyarakat tidak melakukan panic buying yang justru akan memperburuk keadaan,�� katanya.
Sebelumnya, VP Komunikasi PT Pertamina Wisnuntoro mengatakan, peningkatan konsumsi BBM juga disebabkan makin banyaknya jumlah kendaraan. Berdasar data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil periode Januari � April sudah menembus angka 187 ribu unit.
Selain itu, jumlah sepeda motor juga terus meningkat. Berdasar data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), angka penjualan sepeda motor periode Januari � Maret sudah mencapai 1,42 juta unit.
Terkait stok atau cadangan BBM, Ari mengatakan saat ini masih cukup. Data per 13 Mei 2008 menunjukkan, stok premium mencapai 785.065 KL atau setara 15,9 hari, kerosene sebesar 547.227 KL atau setara 25,2 hari, dan solar sebesar 1.135.750 KL atau setara 15,6 hari.
Khusus untuk wilayah Surabaya (Jatim), stok premium mencapai 34.000 KL atau 6,7 hari, kerosene sebesar 27.755 KL atau setara 7,7 hari, dan solar sebesar 11.600 KL atau setara 3,3 hari.
Senin, 19 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar